Agen Bola Terpercaya – Meski baru dirilis di beberapa negara, permainan Pokemon Go telah populer di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Timur Tengah (Timteng).
Uniknya, kartun dan karakter Pokemon yang menjadi dasar dari permainan tersebut telah lama mengundang sorotan dan fatwa dari para ulama di negara-negara Arab karena dianggap tidak islami.
Judi Bola – Pada 2001, ulama Mesir berpengaruh, Mufti besar Nasser Farid Waseel mengeluarkan fatwa yang melarang Pokemon. Fatwa itu menyebutkan bahwa permainan tersebut memberikan berbagai efek buruk diantaranya mengajarkan anak-anak berjudi, dan menampilkan simbol-simbol Zionis serta Masonik.
Beberapa ulama lainnya menganggap permainan Pokemon hanya menghabiskan waktu dan menyebabkan gangguan psikologis.
Namun, tampaknya larangan tersebut tidak berpengaruh pada kepopuleran aplikasi ponsel pintar tersebut di Timteng. Terbukti, hanya sepekan sejak dirilis, Pokemon Go telah begitu populer di beberapa negara seperti Lebanon, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), bahkan Mesir.
Pokemon dubbing Arab
Judi Online – Menurut laporan Al Arabiya, Kamis, (14/7/2016), para penggemar Pokemon di Dubai, Beirut dan Kairo terlihat turun ke jalan untuk mencari dan menangkap monster-monster virtual dengan ponsel mereka.
Beberapa Pokestop atau tempat para pengguna aplikasi mengumpulkan suplai yang mendukung perburuan mereka di dalam game dapat ditemui di masjid, gereja, bahkan kantor pemerintahan. Meski baru secara resmi dirilis di tiga negara, Amerika Serikat (AS), Australia dan Selandia Baru serta beberapa negara Asia, hal itu tidak menghalangi para pemainnya untuk meretas program buatan perusahaan Niantic itu.
Terkait hal ini otoritas setempat di negara-negara tersebut telah memberikan peringatan kepada para pemain.
Detik Bola | Berita Bola, Ulasan Panduan, Galeri, Jadwal Bola, Pasaran Bola