Raja Salman bin Abdulazis Al Saud akan melakukan beberapa kegiatan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Kamis (2/3/2017) pekan depan.
Kegiatan yang dilakukan oleh Raja Salman di Masjid Istiqlal di antaranya adalah melakukan salat sunah setelah Salat Zuhur, dan menandatangani buku tamu sebagai kenang-kenangan.
Judi Bola Online │ Casino Online │ Poker Indonesia
Namun, ada satu kegiatan yang tidak dilakukan Raja Salman di Masjid Istiqlal. Biasanya, kegiatan ini dilakukan pemimpin negara lain kala mengunjungi Masjid Istiqlal.
“Mukul beduk secara simbolis dia tidak mau, karena dianggap bidah. Tradisi itu anti bagi mereka orang sahid (Arab),” ujar Kepala Bagian Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah Abdul Salam, Jumat (24/2/2017).
Tradisi pukul beduk di Masjid Istiqlal sebelumnya pernah dilakukan oleh beberapa kepala negara, di antaranya Presiden Barack Obama (2010), Menteri Pertanian dan Sumber Daya Air Australia Barnaby Joyce (2015), dan Ketua Majelis Permusyawaratan Politik Tiongkok Yu Zhengsheng (2015).
Berdasarkan informasi yang dihimpun Wartakotalive.com dari berbagai sumber, bedug Masjid Istiqlal bisa dibilang sebagai bedug raksasa.
Bedug ini diletakan di atas penyangga setinggi 3,8 meter, panjangnya 3,45 meter, dan lebar 3,40 meter.
Tempat kedudukan bedug itu terbuat dari kayu jati super yang khusus diambil dari hutan jati (tectona grandis) di kawasan Randu Blatung, Jawa Tengah.
Ukuran bedug itu sendiri panjangnya 3 meter, berat 2,30 ton, bagian depan berdiameter 2 meter, diameter bagian belakang 1,71 meter.
Bedug terbuat dari dari kayu meranti merah (shorea wood) asal Kalimantan Timur yang berumur 300 tahun, lalu diawetkan menggunakan bahan pengawet superwolman salt D (fluoride, clirome, dan arsenate).
Beduk ini dulunya dipukul setiap hari Jum’at sebelum dikumandangkan adzan shalat Jum’at.
Saat ini, suara beduk direkam kemudian diperdengarkan melalui pengeras suara sebelum adzan.
Detik Bola | Berita Bola, Ulasan Panduan, Galeri, Jadwal Bola, Pasaran Bola