Gubernur NTT, Frans Lebu Raya menyatakan, sudah beberapa kali menggelar rapat dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menolak kehadiran Front Pembela Islam (FPI) di seluruh NTT.
“Kami akan rapat lagi dengan tujuan yang sama. Yang pasti kita sudah tegaskan untuk menolak kehadiran FPI di daerah ini, pasalnya daerah ini sudah sangat aman, kehidupan masyarakat sangat harmonis,” kata Gubernur Lebu Raya kepada wartawan di Rumah Jabatan Gubernur NTT usai apel HUT Hardikans, Selasa, 2 Mei 2017.
Judi Bola Online │ Casino Online │ Poker Indonesia
Lebu Raya menegaskan, masyarakat NTT selama ini hidup sangat harmonis dan sangat menghormati dan menghargai perbedaan, karena itu daerah ini harus bebas dari kelompok-kelompok radikal yang bisa saja merusak tatanan kehidupan masyarakat NTT.
Dari Kalimantan Barat dilaporkan, Ketua Tim Advokasi dan Konsultasi Hukum Majelis Adat Dayak Provinsi Kalimantan Barat, Yohanes Nenes, menegaskan, seluruh komponen masyarakat Suku Dayak sepenuhnya siap menghadang tokoh Front Pembela Islam (FPI), Muhammad Rizieq Shibab dan Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnaen, apabila datang datang ke Kalimantan Barat.
Hal itu dikemukakan Yohanes Nenes, Jumat (28/4/2017) pekan lalu, menanggapi pernyataan Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, saat pembukaan pesta adat selepas panen padi Suku Dayak Kanayatn di Kabupaten Landak, Naiki Dango, Kamis, 27 April 2017.
Dalam pidato tanpa teks dan sekarang rekamannya tersebar di media sosial, Cornelis, menegaskan, Rizieq dan Tengku Zulkarnaen dilarang masuk ke Kalimantan Barat, karena tukang menebar kebencian terhadap umat non Islam.
Sebelumnya, kelompok Pemuda dan Mahasiswa Islam di NTT menggelar unjuk rasa di Kupang pekan lalu untuk menolak kehadiran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) karena organisasi ini tidak sejalan dengan keutuhan NKRI.
Detik Bola | Berita Bola, Ulasan Panduan, Galeri, Jadwal Bola, Pasaran Bola