Detik Bola – Berita Pasaran Bola, Jadwal MotoGP Serta Ulasan Terbaru Detik Bola
Bulu tangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang dinantikan banyak orang pada olimpiade Tokyo 2020. Setidaknya ada 173 atlet bulu tangkis yang mengikuti olimpiade Tokyo nantinya.
Menurut BWF atau federasi badminton dunia, ada 87 atlet putra, 85 putri, dan 50 negara berbeda. Indonesia merupakan negara yang mengirimkan 7 pada cabor ini. Perwakilan tersebut yakni Jonatan Christie, Anthony Ginting, dan tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung.
Selanjutnya pada sektor ganda putra ada Kevin Sanjaya/Marcus Gideon dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Sedangkan ganda putri diwakili oleh Greysia Polli/Apriani Rahayu dan campuran campuran Praveen Jordan/ Melati Daeva Oktavianti.
BWF Komentari Indonesia Maju dengan 7 Wakil Cabor Bulutangkis
Bwf mengomentari Indonesia melalui akun instagramnya beberapa hari lalu, sebab hanya mengirimkan 7 wakil yang terdiri dari 11 pemain cabang olahraga bulutangkis. Jumlahnya sama dengan Indonesia yang berpartisipasi pada olimpiade Beijing 2008.
Pada masa lampau tersebut, Indonesia patut berbangga melalui pencapaian ganda putranya yakni Markis Kido dan Hendra Setiawan. Kembali pada masa 2008 silam, di kompetisi final olimpiade Beijing.
Markis Kido dan Hendra Setiawan berhasil mengalahkan tim dari China di kandangnya sendiri yakni cai Yun/Fu Haifeng dengan skor akhir 12–21, 21–11, 21–16 untuk membawa pulang emas ke Indonesia.
Namun sayangnya, tradisi emas pada olimpiade Indonesia sempat terhenti saat tim merah putih berkompetisi di London 2012. Pada saat itu, Indonesia hanya kirimkan 9 pemain saja.
Menurut BWF, Indonesia yang kirimkan skuad terkecilnya dalam sejarah bulu tangkis di London 2012 lalu justru pulang tanpa hasil sama sekali. Pada ajang kompetisi olimpiade 2012, Indonesia kirimkan 22 atlet dari delapan cabang olahraga.
9 orang diantaranya bermain pada cabor bulutangkis. Sembilan pemain tersebut adalah Taufik Hidayat, Simon Santoso, Adrianti Firdasari, Greysia Polii/Meiliana Jauhari, Mohammad Ahsan/Bona Septano, dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Simon Santoso dan Taufik Hidayat harus menghentikan perjuangannya di 16 besar, Hendra/Bona pada akhirnya berhenti di perempat final, dan Tontowi/Liliyana gagal meraih medali perunggu di depan mata.
Sedangkan pemain putri ganda Greysia dan Meiliana harus terima diberhentikan karena mempunyai tujuan menaikan poin dengan cara buruk atau curang. Beruntungnya, Indonesia kembali bangkit pada edisi olimpiade Rio De Janeiro 2016.
Pada akhirnya tim garuda sukses membawa medali emas melalui Tontowi dan Liliyana. Indonesia sendiri resmi kirimkan atlet berjumlah 10 untuk melakukan kompetisi.
Pada olimpiade tokyo 2020 sekarang, mampukah Indonesia mempertahankan tradisi kemenangan medali hanya dengan menurunkan 11 wakilnya saja? Tentu saja BWF dan pecinta cabor bulutangkis sudah tidak sabar menantikan pertandingannya.
KBRI Memberi Semangat Timnas Bulutangkis Jelang Olimpiade Tokyo
Kedutaan besar Indonesia di Tokyo mengadakan sesi dialog bersama 25 tim bulutangkis sebagai usaha memberi semangat dan motivasi menjelang olimpiade yang dimulai akhir juli nanti.
Duta besar Indonesia di Jepang Heri Akhmadi senang bisa mengobrol dengan seluruh atlet dan pelatih walaupun tanpa tatap muka, karena status darurat pandemic covid 19 masih berlaku ketat.
Kalau tidak pandemic, mungkin sekarang kita sedang makan sate, bakso, nasi goreng, mie ayam di wisma Indonesia. Namun pada intinya, kami seluruh tim KBRI mendukung penuh tim Indonesia pada Olimpiade Tokyo.
Edy Prayitno sebagai manajer tim bulutangkis sangat apresiasi dengan dukungan dari KBRI Tokyo sejak tim merah putih menginjakan kaki di Jepang. Ia harus memastikan setiap harinya semua atlet sehat, termasuk pelatih, dan staff lainnya.
Kondisi sehat timnas bulutangkis selalu dipastikan melalui tes PCR setiap harinya selama berlatih di Kumamoto Jepang. Semua atlet berusaha semaksimal mungkin untuk berkompetisi dan membawa pulang medali.
