Amankan Piala Dunia 2022, Qatar Belajar dari Tragedi Kanjuruhan

Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 100 orang pada awal Oktober lalu menjadi perbincangan di seluruh dunia. Hal itu juga sampai kepada FIFA dan pemerintah Qatar, tuan rumah piala dunia 2022. Sebagai bentuk dukungan dan reaksi terhadap dunia sepak bola Indonesia, petinggi FIFA Gianni Infantino pun secara khusus telah berkunjung ke Indonesia. Dalam kunjungan itu, Infantino mengadakan pertemuan dengan Presiden Jokowi dan Ketua PSSI M. Iriawan alias Iwan Bule.

Dalam pertemuan itu, Infantino mengungkap duka serta penyesalannya atas apa yang terjadi di stadion Kanjuruhan. Pemerintah Indonesia berjanji akan usut kasus tersebut dengan tuntas. Komitmen pemerintah untuk menerapkan penanganan profesional dalam tragedi Kanjuruhan membuat FIFA tidak jadi menimpakan sanksi kepada sepak bola Indonesia.

Qatar Lakukan Pencegahan

Tak hanya Infantino, tragedi Kanjuruhan juga menjadi masalah serius yang diperhatikan oleh pemerintah Qatar. Pemerintah Qatar tidak ingin hal semacam itu terjadi di negara mereka pada akhir tahun nanti. Jutaan turis akan datang ke Qatar demi menyaksikan piala dunia 2022. Kondisi tersebut benar-benar membuat pemerintah Qatar mesti ekstra waspada. Jangan sampai, gelombang massa dan kerumunan suporter yang akan sering terjadi selama pekan piala dunia nanti membuahkan tragedi.

Dalam berita yang dimuat oleh The Thao 247, media asal Vietnam, pemerintah Qatar akan menerapkan rencana strategis demi mengamankan jalannya piala dunia 2022. Untuk mencegah tragedi seperti peristiwa Kanjuruhan, mereka akan menyebar tim medis dalam jumlah tak terbatas di berbagai titik. Keberadaan tim medis yang merata akan membuat hal-hal yang tidak diinginkan dapat tertangani dengan baik.

Selain  menyiagakan paramedis profesional, pemerintah Qatar juga akan menugaskan 50.000 petugas keamanan selama piala dunia 2022 berlangsung. Para petugas keamanan tersebut adalah orang-orang yang sangat terlatih. Mereka berasal dari Qatar dan sejumlah negara lain. Pemerintah Qatar memang meminta bantuan ke sejumlah negara untuk mengatasi kuota tenaga keamanan mereka yang terbatas. Pakistan, Inggris, Amerika, dan Prancis telah mengkonfirmasi setuju dengan proposal permohonan Qatar. Pasukan keamanan mereka akan dikirim bertugas ke Qatar demi mengamankan piala dunia 2022.

Gunakan Standar Latihan FIFA

Jelang tanggal turnamen piala dunia yang kian dekat, Qatar telah menyelesaikan pelatihan terhadap 50.000 pasukan keamanan. Mereka digembleng secara intens agar dapat mencegah kerusuhan. Para pasukan keamanan dilatih menguasai protokol penanganan kerumunan sesuai standar yang ditetapkan oleh FIFA. Dengan demikian, mereka diharapkan bisa mengambil tindakan tepat ketika hal tak diinginkan terjadi.

Dalam rilisnya, media Vietnam The Thao 247 menyebut tim keamanan di Indonesia tidak menjalankan tugas dengan baik. Hal itu diperparah dengan kesalahan fatal yang mereka ambil saat pertandingan berakhir dengan kericuhan. Kekeliruan tersebut yang akhirnya menyebabkan kepanikan luar biasa. Mendapati aksi represif dari petugas keamanan, para fans kemudian berlari mengakses pintu sempit yang membuat mereka kehabisan nafas karena berdesakan, jatuh, terinjak-injak, dan meninggal dunia. Saat piala dunia 2022 mendatang, pemerintah Qatar berharap petugas keamanan tidak bertindak secara sembrono. Mereka menghendaki setiap petugas keamanan dapat bekerja dengan profesional serta sesuai aturan yang berlaku.

Setelah menyelesaikan sesi latihan kepada para pengawal keamanan, selanjutnya Qatar akan membina para tenaga medis. Dalam waktu dekat, para petugas kesehatan juga akan mendapatkan bimbingan. Pemerintah benar-benar khawatir dan berharap tragedi Kanjuruhan tak terjadi di piala dunia 2022. Oleh sebab itu, selain memberi pelatihan, rasio tenaga medis juga akan disesuaikan dengan prediksi jumlah penonton dari seluruh dunia yang akan datang