Lolos Final, Dani Alves Tetap Kritik Venue Pertandingan

Babak semifinal pertama yang mempertemukan antara Brasil dan Meksiko sudah rampung. Seleccao berhasil lolos sebagai pemenang meski kesulitan sepanjang laga. Bahkan harus menyudahi pertandingan dengan melewati tambahan adu penalti.

Tentu saja tidak menjadi masalah bagi para pemain ataupun penggemar. Tapi selepas laga, ternyata ada pemain yang mengeluarkan kekesalan yaitu Dani Alves. Dia menganggap venue pertandingan kurang layak untuk dimainkan.

 

Alves Tidak Puas dengan Lapangan Stadion

Babak semifinal antara Brasil dan Meksiko terselenggara di Kashima Stadium. Seperti kita ketahui harus melalui babak adu penalti. Dari keduanya tidak mampu mencetak gol secara langsung.

Selepas laga Alves menganggap kalau rumput stadion terlalu keras. Bahkan sering terasa tidak rata saat menggiring bola. Tapi tentunya tidak mengurangi respect terhadap para pengurus venue Olimpiade Jepang.

Hal ini menurutnya memang sedikit mengganggu permainan. Tapi dia juga berkata tidak akan dijadikan alasan kalaupun kalah. Selain itu jika rumput lebih baik, mungkin hasilnya berbeda.

Terlebih pemain asal Sao Paulo tersebut juga menganggap dirinya beserta rekan-rekannya merasa cukup tersiksa. Sebabnya tidak lain karena lawan tidak mudah. Mereka cukup tangguh dan melawan dengan baik.

Tapi mantan pemain Barcelona dan Juventus tersebut tetap menganggap hal ini sebagai bagian dari sepakbola. Jadi, dia akan tetap berpikir positif. Tidak boleh terlena dan fokus terhadap laga selanjutnya.

Alves sendiri tampil sebagai pemain utama dalam laga kali ini. Gelandang dan bek sayap berumur 38 tahun tetap mampu memberi dampak yang positif. Bahkan hampir menyumbang gol pada babak pertama.

Selain itu dia juga hampir memberi assist untuk Richarlison. Tapi sayang tembakannya hanya menyentuh mistar gawang timnas Meksiko. Selanjutnya tidak mampu banyak menciptakan peluang lebih banyak lagi.

Sementara itu dalam babak adu penalti, Alves juga memiliki andil besar. Terutama karena maju menjadi penendang pertama dan sukses besar. Apalagi dengan menyusulnya kegagalan para penendang Meksiko.

Menyambut Laga Final yang Sulit

Meski kalah, sebenarnya timnas Meksiko patut mendapat apresiasi penonton. Terlebih mampu melakukan perlawanan yang ketat pada Seleccao. Bahkan serring menciptakan sejumlah peluang tapi tidak gol.

Selain itu penjaga gawangnya yaitu Guillermo Ochoa juga tampil spartan. Di mana heroik saat menggagalkan serangan Brasil. Tapi tidak cukup bagus karena belum mampu membuat El Tri melaju lebih jauh.

Tapi Meksiko masih berpeluang meraih medali cabor sepakbola. Terutama karena ada perebutan perunggu menghadapi tuan rumah menghadapi Jepang. Tentu saja bukan laga mudah menghadapi Samurai Biru.

Terlebih timnas Jepang sampai saat ini terbilang sudah tampil bagus. Maka dari itu pemain dan pelatih menganggap mereka harus meraih medali. Apalagi sedang tampil di depan negaranya sendiri.

Sementara itu untuk Brasil, mereka bersiap menghadapi Spanyol pada babak final. Tentunya harus ada perubahan yang jelas dibanding pertandingan sebelumnya. Terlebih jika tidak mau kecolongan dari La Rojita.

Apalagi Spanyol sebelum lolos ke final, berhasil membuat Jepang takluk dengan gol pada babak tambahan. Cukup menyedihkan untuk tim lawan. Terlebih karena bisa saja memaksa Spanyol sampai adu penalti.

Laga final olimpiade bukan menjadi hal baru bagi timnas Brasil. Tiga kali beruntun mulai dari 2012, 2016 sampai 2020 selalu lolos final. Berhasil memperoleh 1 emas dari dua final sebelumnya.

Jika menang dalam laga akhir cabang olahraga sepakbola, maka sepakbola bisa membantu kontingen Brasil supaya meraih peringkat lebih tinggi. Terlebih masih membutuhkan tambahan medali agar dapat meningkatkan semangat atlet lain.