Promo BD36

Inggris Kalah, Mereka Harus Rela Puasa Gelar Lagi

Euro edisi 2020 faktanya bukan momen bagi Inggris untuk menyudahi puasa gelarnya. Terakhir kali memegang tropi adalah tahun 1966 saat menjadi pemenang piala dunia. Sejak saat itu, Inggris selalu kalah.

Final kali ini juga menjadi yang pertama kalinya bagi skuad The Three Lions. Sayangnya, mereka harus menghadapi Italia, tim yang hampir tidak pernah mereka kalahkan.

Menariknya, meskipun Inggris mengalami kekalahan menyakitkan, mereka masih memberikan perlawanan. Apalagi ketika Luke Shaw berhasil mencatatkan sebuah rekor. Sayangnya, rekor ini tidak mampu membawa The Three Lions menang.

 

Catatan Spesial dari Luke Shaw

Laga final antara Inggris dan Italia faktanya menyajikan sebuah catatan spesial bagi Luke Shaw. Pemain bertahan Inggris tersebut justru mampu menjebol gawang Donnarumma pada menit pertama pertandingan.

Gol tersebut membawa keunggulan bagi Inggris dan menjadi rekor baru. Belum pernah ada gol secepat itu sejak gelaran Euro. Sayangnya, catatan spesial Luke Shaw tidak mampu membawa Inggris memenangkan pertandingan.

Menariknya, gol terhadap Italia tersebut merupakan gol pertamanya sejak mengikuti Euro 2020. Lebih istimewa lagi bahwa gol ini ia ciptakan bertepatan pada ulang tahunnya yang ke-26.

Momen spesial ini ternyata hanya sebagai pemanis saja. Faktanya, ketika Shaw berhasil membawa The Three Lions menang, itu akan menjadi kado paling indah bagi dirinya.

 

Momen Berharga Sekaligus Pilu Saka

Gareth Southgate memainkan salah satu pemain mudanya, Bukayo Saka. Dia menjadi pemain keempat yang mampu melakoni laga final sebagai pemain termuda. Momen ini jelas membawa sebuah kebahagiaan tersendiri bagi Saka.

Saat final, Saka baru menginjak usia 19 tahun 309 hari. Artinya, Saka masih memiliki kesempatan bermain di banyak kompetisi bergengsi seperti piala dunia 2022 di Qatar.

Sayangnya, momen berharga ini juga menjadi momen memilukan bagi dirinya. Saat adu penalti, dia dipercaya oleh Southgate sebagai penendang terakhir. Sayangnya tendangannya tidak berhasil menjebol gawang Donnarumma.

Hasil tersebut juga membuat Inggris harus rela menelan pil pahit kalah dari Italia. Banyak orang cukup mengapresiasi keberanian Saka. Namun, ada juga sebagian kalangan yang mengkritiknya karena gagal menendang bola.

Inggris Kalah, Mereka Harus Rela Puasa Gelar Lagi

Harus Rela Puasa Gelar Lagi

Inggris tidak pernah mendapatkan gelar apapun sejak terakhir kali pada piala dunia 1966. Final kali ini sebenarnya adalah final pertamanya sejak 1966. Sayangnya, Inggris harus berhadapan dengan Italia.

Italia sendiri sudah merasakan 4 kali final Euro dan 2 diantaranya keluar sebagai juara. Sedangkan The Three Lions baru pertama kali merasakan manisnya final. Sayang, hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.

Sebenarnya, ini adalah kesempatan besar bagi anak asuh Gareth Southgate. Laga final dilaksanakan di Wembley Stadium, markas mereka sendiri. Dukungan publik Inggris ternyata tidak mampu membuatnya membawakan kemenangan.

 

Selalu Kalah di Turnamen Mayor

Italia selalu menjadi mimpi buruk bagi Inggris di turnamen mayor. Selama mengikuti berbagai kompetisi resmi, The Three Lions sudah 10 kali menghadapi Italia. Sayangnya, rekor mereka sangat buruk.

Mereka hanya mampu memenangkan sekali pertandingan resmi dan sekali imbang. Sedangkan sisanya mereka harus merasakan pil pahit, termasuk kekalahan saat final Euro 2020 kali ini.

Sejak 1990, Italia selalu berhasil memberikan mimpi buruk bagi Negeri Ratu Elizabeth. Pada piala dunia 1990, Italia berhasil mengalahkan Inggris di perebutan tempat ke-3 piala dunia.

Selanjutnya, tahun 2012 mereka juga harus dipulangkan Italia saat sudah sampai fase perempat final. Dua tahun kemudian pada fase grup piala dunia mereka juga harus merasakan kekalahan.

Meskipun Kalah, Inggris akan tetap bersiap untuk menghadapi kompetisi piala dunia 2022 mendatang. Mimpi buruk kali ini mereka jadikan sebagai pendorong untuk tampil lebih baik lagi.

About AdminDetikBola

Check Also

VAR

VAR Dulu atau Wasit Dulu? Direktur Wasit FIFA Memberi Jawaban

Perdebatan mengenai penggunaan Teknologi Bantuan Wasit (VAR) dalam sepakbola telah mencapai puncaknya dalam beberapa tahun …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *